Bayi kembar siam dapat dikategorikan menjadi berbagai
tipe. Hal ini didasarkan pada lokasi pelekatan organ bayi itu terjadi. Seorang ahli bedah, Ambroise pare
yang hidup pada tahun 1600an, serta seorang naturalis bernama Geoffroy St.
Hillaire adalah salah satu pionir yang mengidentifikasi dan memberi nama berbagai tipe kembar siam.
Pada umumnya lokasi pelekatan kembar siam terjadi pada
empat anggota tubuh. Pelekatan pada
bagian dada dapat mencapai 40%, bagian perut 35%, bagian kepala 12% dan bagian
panggul mencapai 6-10%. Sisanya terjadi pada area-area lain, atau kombinasi
antara keempat bagian utama tersebut.
- Thoracopagus. Kedua tubuh bayi bersatu di bagian atas dada (toraks), mulai dari area selangka (clavicula) sampai tulang dada (sternum). Kembar siam tipe ini
biasanya memiliki kepala, lengan dan kaki yang terpisah satu sama lain.
Organ jantung dapat mengalami pelekatan maupun tidak. Jika diketahui organ
jantung hanya satu,maka harapan untuk dilakukan operasi pemisahan
sangatlah rendah. Kasus kembar siam
thoracopagus adalah kasus yang
paling umum terjadi dalam sejarah peristiwa kembar siam (35-40% kasus).
- Omphalopagus. Kedua tubuh bayi melekat di bagian perut atau bawah dada, mulai
area tulang dada sampai bagian selangkangan. Sering ditemukan hanya
terdapat satu organ liver dan satu paket organ-organ pencernaan. Tetapi
pada umumnya masing-masing tubuh bayi memiliki satu jantung. Kembar siam
tipe ini mencapai kurang-lebih 34% dari seluruh kasus.
- Xiphopagus. Kedua tubuh melekat
pada bagian dada, tepatnya pada area yang disebut xiphoid cartilago. Pada umumnya pelekatan yang terjadi hanya
dihubungkan oleh tulang rawan
(kartilago) dan jaringan lunak. Kembar siam tipe ini biasanya tidak
memiliki pelekatan pada organ-organ
penting, sehingga proses operasi pemisahan yang dilakukan adalah sebuah proses
yang relatif lebih mudah. Kembar siam ini terjadi hampir 3% dari seluruh
kasus yang ada.
- Ischiopagus. Kedua tubuh bersatu
pada bagian panggul (pelvis) dan bagian bawah tulang punggung (sakrum),
dengan tulang punggung membentuk sudut 180 derajat satu sama
lain. Kembar siam tipe ini biasanya
memiliki 3 atau 4 kaki. Jika hanya memiliki 3 kaki, kaki ke-3 pada umumnya
tidak berfungsi. Kaki tersebut dapat
“dibuang” dengan operasi. Kasus ischiopagus
dapat mencapai 19% dari seluruh kasus kembar siam yang ada.
- Cephalopagus. Kedua bayi bersatu
pada bagian kepala dan leher, dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam
jenis ini sangat jarang terjadi. Kembar
siam ini biasanya tak dapat bertahan hidup karena umumnya memiliki
kelainan serius pada bagian otak. Istilah cephalopagus sering disebut juga
syncephalus atau janiceps. Istilah janiceps diambil dari nama seorang dewa
pada jaman Romawi yang memiliki dua wajah.
- Cephalothoracopagus. Kedua tubuh bersatu pada bagian kepala, leher
dan dada. Lengan dan kaki biasanya terpisah. Kembar siam ini juga jarang terjadi dan umumnya tak
dapat bertahan hidup. Dikenal juga dengan istilah epholothoracopagus,
prosopothoracopagus atau craniothoracopagus.
- Craniopagus. Kedua tubuh bersatu pada bagian tulang tengkorak, dengan bagian
leher dan tubuh terpisah. Kembar siam tipe ini umumnya memiliki
bagian-bagian otak yang saling berhubungan, begitu pula dengan sirkulasi
darahnya. Sehingga usaha pemisahan melalui operasi sangatlah riskan. Craniopagus dibagi lagi menjadi
beberapa tipe yaitu vertikal
craniopagus (kepala bersatu pada bagian atas membentuk sudut 180
derajat satu sama lain), occipital
craniopagus (bersatu pada area kepala bagian belakang), frontal craniopagus (bersatu pada
bagian dahi), dan parietal craniopagus (bersatu pada
bagian sisi kepala). Kasus ini mencapai 5% dari seluruh kasus kembar siam
yang ada.
h.
Craniopagus parasiticus. Pada kembar
siam ini, salah satu bayi tidak berkembang sempurna. Bagian kepala salah satu
bayi menempel pada kepala bayi lainnya dan tidak
memiliki tubuh.
- Dicephalus. Kembar siam tipe ini memiliki dua kepala, satu tubuh dengan dua
kaki dan dua , tiga atau empat tangan. Jika memiliki dua jantung, kembar
siam ini mempunyai harapan hidup yang lebih baik.
j.
Pygopagus. Kedua tubuh bayi bersatu pada bagian belakang panggul dan area bagian
bawah tulang belakang. Masing-masing bayi memiliki anggota tubuh yang
lengkap.Pemisahan melalui operasi umumnya berhasil. Resiko yang mungkin muncul
adalah terjadinya kelumpuhan saat proses pemisahan bagian saraf tulang belakang
kurang berjalan baik.
===
No comments:
Post a Comment