Labels

Tuesday 4 June 2013

Berbagai Tipe Kembar Siam


Bayi kembar siam dapat dikategorikan menjadi berbagai tipe. Hal ini didasarkan pada lokasi pelekatan organ bayi  itu terjadi. Seorang ahli bedah, Ambroise pare yang hidup pada tahun 1600an, serta seorang naturalis bernama Geoffroy St. Hillaire adalah salah satu pionir yang mengidentifikasi dan memberi  nama berbagai tipe kembar siam.
Pada umumnya lokasi pelekatan kembar siam terjadi pada empat anggota tubuh. Pelekatan  pada bagian dada dapat mencapai 40%, bagian perut 35%, bagian kepala 12% dan bagian panggul mencapai 6-10%. Sisanya terjadi pada area-area lain, atau kombinasi antara keempat bagian utama tersebut.
  1. Thoracopagus. Kedua tubuh bayi bersatu di bagian atas dada (toraks), mulai dari area selangka (clavicula) sampai tulang dada (sternum). Kembar siam tipe ini biasanya memiliki kepala, lengan dan kaki yang terpisah satu sama lain. Organ jantung dapat mengalami pelekatan maupun tidak. Jika diketahui organ jantung hanya satu,maka harapan untuk dilakukan operasi pemisahan sangatlah rendah.  Kasus kembar siam thoracopagus adalah kasus yang paling umum terjadi dalam sejarah peristiwa kembar siam (35-40% kasus).

  1. Omphalopagus. Kedua tubuh bayi melekat di bagian perut atau bawah dada, mulai area tulang dada sampai bagian selangkangan. Sering ditemukan hanya terdapat satu organ liver dan satu paket organ-organ pencernaan. Tetapi pada umumnya masing-masing tubuh bayi memiliki satu jantung. Kembar siam tipe ini mencapai kurang-lebih 34% dari seluruh kasus.
  1. Xiphopagus. Kedua tubuh melekat pada bagian dada, tepatnya pada area yang disebut xiphoid cartilago. Pada umumnya pelekatan yang terjadi hanya dihubungkan oleh  tulang rawan (kartilago) dan jaringan lunak. Kembar siam tipe ini biasanya tidak memiliki pelekatan  pada organ-organ penting, sehingga proses operasi pemisahan yang dilakukan adalah sebuah proses yang relatif lebih mudah. Kembar siam ini terjadi hampir 3% dari seluruh kasus yang ada.
  1. Ischiopagus. Kedua tubuh bersatu pada bagian panggul (pelvis) dan bagian bawah tulang punggung (sakrum), dengan tulang punggung membentuk sudut 180 derajat satu sama lain.  Kembar siam tipe ini biasanya memiliki 3 atau 4 kaki. Jika hanya memiliki 3 kaki, kaki ke-3 pada umumnya tidak berfungsi. Kaki tersebut dapat  “dibuang” dengan operasi. Kasus ischiopagus dapat mencapai 19% dari seluruh kasus kembar siam yang ada.
  1. Cephalopagus. Kedua bayi bersatu pada bagian kepala dan leher, dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini sangat jarang terjadi.  Kembar siam ini biasanya tak dapat bertahan hidup karena umumnya memiliki kelainan serius pada bagian otak. Istilah cephalopagus sering disebut juga syncephalus atau janiceps. Istilah janiceps diambil dari nama seorang dewa pada jaman Romawi yang memiliki dua wajah.
  1. Cephalothoracopagus. Kedua tubuh bersatu pada bagian kepala, leher dan dada. Lengan dan kaki biasanya terpisah. Kembar siam ini   juga jarang terjadi dan umumnya tak dapat bertahan hidup. Dikenal juga dengan istilah epholothoracopagus, prosopothoracopagus atau craniothoracopagus.
  1. Craniopagus. Kedua tubuh bersatu pada bagian tulang tengkorak, dengan bagian leher dan tubuh terpisah. Kembar siam tipe ini umumnya memiliki bagian-bagian otak yang saling berhubungan, begitu pula dengan sirkulasi darahnya. Sehingga usaha pemisahan melalui operasi sangatlah riskan. Craniopagus dibagi lagi menjadi beberapa tipe yaitu vertikal craniopagus (kepala bersatu pada bagian atas membentuk sudut 180 derajat satu sama lain), occipital craniopagus (bersatu pada area kepala bagian belakang), frontal craniopagus (bersatu pada bagian dahi),  dan parietal craniopagus (bersatu pada bagian sisi kepala). Kasus ini mencapai 5% dari seluruh kasus kembar siam yang ada.
h.      Craniopagus parasiticus. Pada kembar siam ini, salah satu bayi tidak berkembang sempurna. Bagian kepala salah satu bayi menempel pada kepala bayi lainnya dan tidak memiliki tubuh.
  1. Dicephalus. Kembar siam tipe ini memiliki dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua , tiga atau empat tangan. Jika memiliki dua jantung, kembar siam ini mempunyai harapan hidup yang lebih baik.

j.        Pygopagus. Kedua tubuh bayi bersatu pada bagian belakang panggul dan area bagian bawah tulang belakang. Masing-masing bayi memiliki anggota tubuh yang lengkap.Pemisahan melalui operasi umumnya berhasil. Resiko yang mungkin muncul adalah terjadinya kelumpuhan saat proses pemisahan bagian saraf tulang belakang kurang berjalan baik.
  http://www.utmedicalgroup.com/Media/news_RS.php?nID=27***R.A Laksmi Priti Manohara/Pikiran Rakyat 29 Maret 2012
             
===

No comments:

Post a Comment