Labels

Thursday 5 February 2015

Johnny Mushroom - Resensi Buku

Realita Dalam Cerita Masyarakat Urban

            ”JOHNNY Mushroom” adalah sebuah judul cerita yang mengusik minat membaca. Ini bukan cerita tentang seorang tukang masak. Ini adalah sebuah cerita yang menggelitik otak untuk berpikir. Tak hanya jalan ceritanya yang unik, cerita ini juga mencoba menyuguhkan sebuah permasalahan sosial yang sebelumnya mungkin tak pernah kita sadari keberadaannya. Zaky Yamani, sang penulis buku, dengan lancar bertutur tentang kehidupan seorang pemuda bernama Yadi alias Johnny.
Johnny pertama kali berkenalan dengan magic mushroom, si jamur memabukkan, saat ia masih SD. Perkenalan tak sengaja itu sempat membuat ayah, ibu dan pamannya mencicipi bagaimana rasanya fly. Seperti yang dijelaskan di dalam buku, perasaan fly adalah perasaan santai, melayang dan damai, kalau tidak bisa dibilang pusing seperti orang terkena vertigo. Niat Johnny untuk membantu ibunya membawakan lauk untuk makan malah berubah menjadi petaka. Semua anggota keluarganya mengalami halusinasi yang mengejutkan.
Efek halusinogenik dari jamur yang ditemukan Johnny kecil di atas tahi sapi itu pernah membuatnya kapok. Tapi kini tidak lagi. Johnny yang telah beranjak dewasa mulai menemukan kesenangan baru bergaul dengan sang jamur.
Sebagai seorang pemuda yang berjiwa hippie, dandanan nyentrik dan kehidupan ala komunitas skinhead telah menjadi sahabat terbaiknya. Pun ketika temannya di masa dewasa kembali memunculkan memori lama tentang jamur itu.
 Johnny akhirnya tak ragu menerima tawaran temannya untuk kembali mencicipi si magic mushroom. Bahkan memunculkan ide untuk kemudian menjadikannya sebuah bisnis yang menjanjikan. Apalagi yang kurang dari si magic mushroom ini. Barang asyik, modal kecil, perawatan tak sulit dan yang penting: legal. Ya, belum ada hukum dan aturan yang melarang jual beli mushroom di Indonesia, tidak seperti ganja.
Cerita Johnny Mushroom hanyalah satu dari 16 cerita pendek yang diramu Zaky dengan sangat apik dan menggelitik. Menggelitik bukan hanya karena beberapa kalimatnya yang memang tertata tak biasa, tetapi di akhir setiap cerita seringkali kita akan dibuat tersenyum miris. Terkadang ingin tertawa dan menangis secara bersamaan.
Sebagian besar cerita yang ditampilkan, berlatar belakang dunia anak jalanan dan kehidupan malam. Dalam cerita ”Getir” dan ”Percakapan Antara Mur dan Baut”, sepertinya Zaky mencoba untuk membuka mata kita semua. Membuka mata bahwa masih banyak hal tak terselesaikan tentang kehidupan keras manusia-manusia urban. Masih banyak air mata berserakan di antara megahnya bangunan pabrik dan rumah sakit.
Cerita ”Nihil” mungkin akan membuat kita sedikit bergidik karena tersaji bak cerita film gangster dan mafia. Sementara cerita ”Saturdays Night’s Lullaby” mungkin akan membuat kita terbahak sejenak sebelum akhirnya kembali merenung. Di sinilah gaya black comedy sedikit muncul. Satu hal yang menarik, dari sekian banyak cerita terselip cerita cinta. Cerita itu mengajak kita untuk menyadari bahwa rasa sayang akan terpancar dengan sendirinya jika semua perasaaan terpusat pada seseorang yang kita cintai, bukan dari benda yang kita berikan sebagai tanda kasih sayang. Beberapa cerita diambil dari sudut pandang yang unik, meskipun ujung-ujungnya tetap mengambil permasalahan berbau kritik sosial.
Meskipun memilih penerbitan secara indie, tetapi kualitas isi buku tetap digarap serius. Desain sampul yang cukup menarik tampil dengan warna sederhana. Seperti isi ceritanya yang kebanyakan disajikan dengan sederhana tetapi bermakna dalam.
Latar belakang sebagai jurnalis Pikiran Rakyat, agaknya membuat Zaky memperoleh banyak kesempatan untuk dapat membuat riset mendalam mengenai kehidupan unik versi masyarakat urban masa kini. Peraih penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna tahun 2009 untuk kategori liputan investigasi sosial ini, berani menceritakan sebuah kehidupan yang jarang tersentuh dan disadari oleh banyak orang. Sebuah kehidupan penuh problematika yang tak ada habisnya. Dari mulai kehidupan pengamen, berandalan, pengangguran, hingga pembunuh bayaran, semuanya terwakili oleh cerita-cerita yang ada di buku ini.
Buku ini tepat bagi Anda yang ingin ikut berkelana dengan pengalaman pahit getir sang tokoh di dalam setiap cerita. Satu hal yang pasti, buku ini lebih cocok untuk dibaca mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas.***

Judul buku  : Johnny Mushroom dan Cerita Lainnya
Penulis        : Zaky Yamani
Editor         : Reita Ariyanti
Penerbit      : Majelis Sastra Bandung
Cetakan      : I. Mei 2011
     Halaman     : vi + 149 halaman

Miracle of Love - Resensi Buku

Menapaki Ujian Hidup dengan Kekuatan Cinta


Perjalanan hidup seseorang di dunia ini bak sebuah alat pemasang tiang pancang bangunan yang selalu bergerak naik turun. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang penuh suka cita, kadang penuh duka cita. Dentang mesinnya yang berisik saat menumbuk tanah seolah mewakili kegundahan hati kala musibah itu datang, dengan menciptakan denyut jantung yang berdebar kencang.
  Diperlukan keteguhan berpikir untuk tetap optimis dan percaya bahwa setiap nikmat dan musibah yang datang menghampiri selalu memiliki hikmah. Agaknya sang penulis buku Miracle of Love, Eko Pratomo dan Dian Syarief, menyadari benar hal itu. Ujian penyakit Lupus telah diberikan Tuhan kepada Dian, seorang mantan manajer Public Relation Bank Bali (kini Bank Permata). Suaminya, Eko Pratomo, memilih untuk selalu setia mendampingi istri yang dikasihinya. Eko Pratomo adalah seorang lulusan ITB dengan spesialisasi bidang aeronautika. Sejak 2010, Eko memutuskan untuk menjadi senior advisor di PT BNP Paribas Investment Partners. Hal itu ia lakukan agar bisa membantu istrinya dalam melakukan kegiatan sosial.
Senyum, tawa, sedu sedan dan perasaan haru mengisi hari-hari mereka. Penderitaan, kegundahan, kebingungan, dan perenungan yang dalam akhirnya dituangkan dalam sebuah buku. Buku berisi kisah inspiratif ini diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk memandang hidup dengan cara yang berbeda.
            Seperti halnya buku-buku bertema kisah inspiratif lainnya, buku ini juga memuat pesan-pesan tersirat untuk dapat dengan cerdik ditangkap oleh pembacanya. Buku Miracle of Love tidak melulu menceritakan kisah perjuangan Dian dalam mengatasi penyakit yang dideritanya. Buku ini juga memuat beberapa penjelasan mengenai penyakit Lupus itu sendiri, juga beberapa puisi yang dipersembahkan Eko untuk Dian. Buku ini lebih berisi kumpulan tulisan Dian dibandingkan dengan Eko Pratomo. Tulisan Eko lebih banyak berfungsi sebagai “jembatan” yang menghubungkan tulisan Dian yang satu dengan tulisan lainnya. Menulis adalah salah satu cara Dian melepas kegundahannya. Beberapa tulisan Dian yang telah dimuat di berbagai media cetak seperti Majalah Femina dan The Jakarta Post, dihadirkan pula dalam buku ini. Tulisan dari beberapa dokter pemerhati Lupus juga dapat dibaca dalam buku ini.
            Dalam buku Miracle of Love, Dian membagi kisah hidupnya saat ia harus menghadapi serangan penyakit Lupus. Pada awal tahun 1999, Dian divonis menderita penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus) yang hingga kini belum diketahui obatnya. Lupus adalah penyakit autoimun. Pada penderita Lupus, zat anti yang dibentuk sistem kekebalan tubuh yang biasanya berfungsi melindungi tubuh melawan kuman, malah berbalik menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Penyakit ini biasanya sulit terdeteksi dengan cepat karena gejalanya sering menyerupai gejala penyakit lain.
Berkali-kali Dian harus dioperasi karena Lupus membuat organ-organ vitalnya mudah terserang infeksi. Akibat Lupus, Dian harus rela kehilangan 95% penglihatannya. Lupus telah membuat otaknya mengalami infeksi sehingga mempengaruhi saraf penglihatannya. Belum lagi efek samping dari obat prednison dosis tinggi yang harus ia konsumsi seumur hidup untuk mengendalikan penyakit Lupusnya. Hal yang paling berat adalah saat pasangan Dian dan Eko harus rela tidak dapat memiliki keturunan. Hal itu terjadi karena rahim Diam terpaksa diangkat akibat terus menerus mengalami perdarahan hebat.
Ujian sakit yang bertubi-tubi tak mampu membuat Dian terpuruk. Sebaliknya, ia bertekad untuk bangkit dan membantu meringankan beban sesama penderita Lupus dan Lovi (Low Vision). Kekuatan Cinta Eko lah yang telah membuatnya terus bertahan. Begitu pula doa dan dzikir yang tak putus Dian gumamkan dalam setiap sujudnya pada Tuhan.
Untuk mewujudkan kepeduliannya pada sesama penderita Lupus, Dian dan Eko mendirikan Yayasan Syamsi Dhuha. Yayasan ini telah mendapat berbagai penghargaan tingkat Internasional. Melalui yayasan yang dikelolanya, Dian merangkul para penderita Lupus terutama yang berada di daerah Bandung, juga dokter dan masyarakat pemerhati Lupus. Bersama-sama mereka, Dian menyelenggarakan berbagai program seperti membuka klinik pengobatan MEDISa, menghimpun bantuan untuk OKM (Odapus/Orang dengan Lupus Kurang Mampu), CFL (Care for Lupus and Low Vision), MIRSa (Majelis Ilmu Riyadhus Sakinah) yang melakukan tafakur tiap hari jumat, dan FINSa untuk mengelola dana zakat dan infak dari masyarakat.   
Satu hal menarik, buku ini dilengkapi dengan Audio book yang berisi intisari dari buku Miracle of Love agar para pembaca dari kalangan LoVi (Low Vision) dapat ikut menikmati.
Melalui kisah perjalanan hidup Dian dan Eko, para pembaca seperti kembali disadarkan akan pentingnya menabung bekal untuk kehidupan abadi di akhirat nanti. Kehidupan yang berorientasi akhirat bukan berarti melupakan kehidupan dunia, melainkan untuk mencapai keseimbangan kehidupan yang baik.
Musibah bisa menghampiri kita kapan saja. Tak perlu harus menunggu terjangkit salah satu penyakit mematikan terlebih dahulu untuk peduli dan memberikan cinta pada sesama manusia. Limpahan cinta yang diberikan Eko pada istrinya terbukti mampu memberikan kekuatan untuk terus berjuang bertahan hidup. Makin banyak masyarakat yang ikhlas memberikan cinta kasihnya pada penderita penyakit mematikan seperti Lupus, makin banyak pula Dian-Dian lainnya yang akan terbantu.*** 

Judul               : Miracle of Love, Dengan Lupus Menuju Tuhan
Penulis             : Eko Pratomo & Dian Syarief
Editor              : Agustin Rozalena
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : 2011
Halaman          : xx + 286 halaman