 |
Foto : amikujira |
Berdasarkan hasil sensus kependudukan tahun 2000,
sebanyak 55,4 % populasi orang India di Singapura adalah pemeluk agama Hindu.
Tak heran jika cukup banyak kuil Hindu yang dapat ditemukan di Singapura. Diketahui
sebanyak 35 kuil Hindu tersebar di Singapura. Mayoritas dibangun di kawasan
Little India. Diantaranya adalah kuil Sri Mariamman dan Sri Srinivasa Perumal
yang terletak di area Serangoon Road.
Saya
menyempatkan diri untuk berkunjung ke salah satu kuil yang letaknya paling
dekat dengan hotel yang saya tempati sewaktu berwisata ke Singapura. Kuil itu
adalah Sri Srinivasa Perumal. Dari hotel, saya hanya perlu berjalan kaki selama
5 menit.
Pintu gerbang kuil Sri Srinivasa Perumal terlihat terbuka
lebar. Sejumlah pria dan wanita India tampak bergantian memasuki bangunan kuil
setelah sebelumnya mencuci kaki dan meninggalkan alas kakinya di tempat yang
telah disediakan. Meskipun kuil ini milik komunitas pemeluk agama Hindu, warga
non Hindu pun diijinkan untuk mengunjunginya. Begitu pula seorang turis seperti
saya. Seorang penjaga kuil dengan ramah mempersilakan saya dan keluarga untuk
masuk ke dalam kuil dan mengamatinya dari dekat. Tentu saja saya pun harus melepas alas kaki
sebelum memasukinya.
 |
Pintu masuk kuil. Foto :amikjira |
 |
Cuci kaki sebelum masuk ke dalam kuil. Foto : amikujira |
Bangunan kuil ini diketahui mulai dibangun sekitar
tahun 1885 di atas lahan seluas kurang lebih 2 are atau 200 m2.
Pembangunan kuil diprakarsai oleh sekelompok anggota komunitas “The East Indian
Community” yang cukup berpengaruh di Singapura pada saat itu. Diantaranya Arunachala
Pillay, Cootaperumal Pillay, Ramasamy Pillay, Appasamy Pillay, Chockalingam
Pillay dan Ramasamy Jamidar. Pada waktu itu, kuil ini diberi nama Narasinga
Perumal Kovil.
Bangunan kuil ini kemudian mengalami renovasi dan
modifikasi di berbagai area. Salah satunya adalah pembangunan gapura bermenara yang
penuh dengan relief berbagai bentuk reinkarnasi Dewa Wishnu. Tinggi menara
tersebut mencapai 20 meter, sehingga sering disebut Rajagopuram atau Menara
yang besar dan tinggi. Menara tersebut dibangun atas biaya Govindasamy
Pillay, juga seorang anggota komunitas “The East Indian Community”. Begitu pula
halnya dengan pembangunan aula khusus acara pernikahan yang berada di dalam
kuil. Pembangunan aula tersebut sempat diresmikan oleh Yusof bin Ishak,
presiden pertama Singapura, pada tahun 1965. Tahun 1966, nama kuil diganti
menjadi Sri Srinivasa Perumal. Perumal adalah nama lain dari Dewa Wishnu, sang
dewa pelindung. Baru pada tahun 1978 kuil ini diresmikan sebagai salah satu Monumen Nasional di Singapura.
Bagian dalam
kuil terdiri dari langit-langit yang dipenuhi gambar berpola sirkular dan penuh
warna. Gambar itu melukiskan 9 planet yang ada di alam semesta. Di sana juga terdapat
ruang-ruang paviliun yang dijaga oleh beberapa penjaga kuil berbusana Dhoti.
Dhoti adalah pakaian khas yang biasa digunakan pria India. Pakaian ini terdiri dari
lembaran kain putih atau kuning yang panjang. Kain itu dililitkan di bagian
pinggang, diikat pada celah paha, kemudian disangkutkan di bahu.
 |
Langit-langit bergambar pola sirkular. Foto: amikujira |
 |
Penjaga pintu salah satu ruang paviliun berpakaian dhoti. Foto : amikujira |
Masing
–masing ruangan tersebut merupakan tempat pemujaan pada dewa dan dewi Hindu yang
berbeda-beda. Kuil ini didedikasikan untuk pemujaan terhadap Krishna, salah
satu bentuk reinkarnasi Dewa Wishnu, Oleh karena itu semua ruangan dan patung-patungnya berhubungan dengan kehidupan dewa Wishnu.
Mulai dari patung burung garuda yang merupakan kendaraan dewa Wishnu, sampai ruang
pemujaan sang dewi kesejahteraan dan kecantikan, Sri Mahalakshmi. Dewi Lakshmi
adalah salah satu istri dewa Wishnu.
Di setiap
ruangan, penjaga-penjaga kuil akan membantu jemaat untuk melakukan ritual
ibadah mereka. Sambil membawa gantha (lonceng kecil), mereka melakukan gerakan
tubuh anjali, atau menangkupkan kedua tangan di dada untuk memberi hormat pada
sesama. Lalu dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan di atas kepala untuk
memberi hormat pada dewa dan dewi.
 |
Ritual ibadah. Foto : amikujira |
 |
Detail Rajagopuram. Foto : amikujira |
Beberapa
festival keagamaan sering dilakukan di Kuil Sri Srinivasa Perumal. Kuil ini diketahui
merupakan titik awal dari pelaksanaan perayaan keagamaan, Festival Thaipusam. Festival
tahunan ini biasanya diselenggarakan pada pertengahan Januari, saat bulan
purnama. Perayaan akan dimulai sekitar pukul 9.30 pagi di kuil Sri Srinivasa
Perumal, diikuti oleh banyak partisipan pria dan wanita beragama Hindu yang
ingin melakukan penebusan dosa dan mengharap berkah dari Dewa Murugan. Mereka
akan melakukan perjalanan panjang melalui Orchard Road dan Penang Road sambil
membawa cawan berisi susu serta membawa Kavadis. Kavadis adalah potongan kayu
atau baja berbentuk semi sirkular yang dikaitkan bahkan menembus kulit beberapa
partisipan pria. Perayaan selanjutnya akan berakhir di kuil Sri Thandayuthapani
di Tank Road sekitar pukul 11 malam.
Hal yang cukup saya sesali adalah Festival Thaipusam
2013 di Singapura dilaksanakan tanggal 27 Januari. Sedangkan perjalanan wisata
yang saya lakukan berakhir di tanggal 24 Januari. Jadi, saya tidak dapat
menyaksikan kemeriahan itu dengan mata kepala saya sendiri. Tampaknya lain kali
saya harus lebih cermat memilih waktu berwisata.***
*)Tulisan ini telah dimuat di harian umum Pikirian Rakyat tahun 2013, dengan melalui proses editing.
No comments:
Post a Comment